Spesialis Tottenham, Pemberi Memori Buruk Pep Guardiola

Bagikan

Tottenham Hotspur telah membangun reputasi sebagai tim spesialis yang memberikan kenangan buruk bagi Pep Guardiola selama karier manajerialnya.

Spesialis Tottenham, Pemberi Memori Buruk Pep Guardiola

Dengan sembilan kali kekalahan yang dialaminya melawan Tottenham, lebih banyak dibandingkan tim lain, mereka telah menunjukkan bahwa mereka mampu menggagalkan strateginya yang biasanya dominan. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputar FOOTBALL STRIDE.

Sejarah Pertemuan Antara Kedua Tim

Sejarah pertemuan antara Tottenham Hotspur dan Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola penuh dengan dinamika dan kejutan. Sejak Guardiola mengambil alih Manchester City pada tahun 2016, Tottenham telah menjadi salah satu lawan yang paling sering memberikan kekalahan kepada timnya. Salah satu momen paling berkesan adalah pada musim 2016/2017 ketika Tottenham menjadi tim pertama yang mengalahkan City di Premier League dengan skor 2-0.

Pertemuan ini menandai awal dari serangkaian pertandingan yang sering kali berakhir dengan hasil mengejutkan. Tottenham juga berhasil mengalahkan City dalam pertandingan penting lainnya, termasuk di Liga Champions 2018/2019, di mana mereka menyingkirkan City di perempat final dengan agregat 4-4, unggul gol tandang.

Tottenham Hotspur telah menjadi spesialis dalam memberikan memori buruk bagi Pep Guardiola. Salah satu kekalahan paling mengejutkan terjadi pada 23 November 2024, ketika Tottenham mengalahkan Manchester City dengan skor telak 4-0 di Etihad Stadium. Kekalahan ini bukan hanya mematahkan rekor tak terkalahkan City di kandang. Dan tetapi juga menandai kekalahan kelima berturut-turut bagi Guardiola, sebuah catatan yang sangat jarang terjadi dalam kariernya.

Spurs, dengan serangan cepat dan efisien, berhasil mengeksploitasi kelemahan pertahanan City, mencetak gol melalui James Maddison, Pedro Porro, dan Brennan Johnson. Pertandingan ini mempertegas reputasi Tottenham sebagai tim yang mampu menghadirkan mimpi buruk bagi Guardiola dan timnya. Lalu ini mengingatkan bahwa dalam sepak bola, tidak ada yang abadi.

Taktik dalam Permainan Tottenham

Tottenham  di bawah asuhan Ange Postecoglou telah menunjukkan taktik yang sangat efektif dan dinamis. Postecoglou dikenal dengan pendekatan menyerang yang berani, menggunakan formasi 4-3-3 yang fleksibel. Taktik ini menekankan pada penguasaan bola, pressing tinggi, dan serangan cepat melalui sayap. Pemain seperti James Maddison dan Dejan Kulusevski menjadi kunci dalam skema ini.

Dengan kemampuan mereka untuk menciptakan peluang dan mencetak gol dari lini tengah. Selain itu, bek sayap seperti Pedro Porro sering kali naik membantu serangan, memberikan dimensi tambahan dalam permainan menyerang Tottenham. Kombinasi antara pressing tinggi dan transisi cepat membuat Tottenham menjadi tim yang sulit dihadapi, terutama bagi tim-tim yang mengandalkan penguasaan bola seperti Manchester City.

Tottenham Hotspur telah menjadi spesialis dalam memberikan memori buruk bagi Pep Guardiola. Sejak Guardiola mengambil alih Manchester City, Tottenham telah beberapa kali mengalahkan timnya dalam pertandingan penting. Salah satu momen paling berkesan adalah kemenangan Tottenham 4-0 atas City pada 23 November 2024, yang mematahkan rekor tak terkalahkan City di kandang selama 52 pertandingan di Premier League.

Kekalahan ini juga menandai kekalahan kelima berturut-turut bagi Guardiola, sebuah catatan yang sangat jarang terjadi dalam kariernya. Tottenham, dengan serangan cepat dan efisien, berhasil mengeksploitasi kelemahan pertahanan City, mencetak gol melalui James Maddison, Pedro Porro, dan Brennan Johnson. Pertandingan ini mempertegas reputasi Tottenham sebagai tim yang mampu menghadirkan mimpi buruk bagi Guardiola dan timnya. Ini mengingatkan bahwa dalam sepak bola, tidak ada yang abadi.

Baca Juga: Ruben Amorim Tak Sabar Kolaborasi Dengan 2 Bintang Baru di MU

Memori Buruk Bagi Pep

Pep Guardiola tidak akan melupakan nama Tottenham Hotspur. Dalam kariernya sebagai manajer, Tottenham telah memberikan dua luka penting yang sulit dilupakan. Pertama, pada musim 2016/2017, Tottenham menjadi klub pertama yang mengalahkan Guardiola sebagai manajer Manchester City. Pada laga pekan ke-7 Premier League di Stadion White Hart Lane, Tottenham menang dengan skor 2-0 lewat gol bunuh diri Kolarov dan aksi Dele Alli.

Kekalahan ini menjadi awal dari serangkaian hasil buruk yang dialami Guardiola setiap kali berhadapan dengan Tottenham. Selain itu, Tottenham juga berhasil mengakhiri catatan tak terkalahkan Manchester City di kandang selama 52 pertandingan beruntun di Premier League.

Memori buruk lainnya terjadi pada musim 2024/2025, ketika Tottenham mengalahkan Manchester City dengan skor telak 4-0 di Stadion Etihad. Kekalahan ini bukan hanya memalukan karena terjadi di kandang sendiri, tetapi juga menambah catatan buruk Guardiola yang mengalami lima kekalahan beruntun untuk pertama kalinya dalam kariernya.

James Maddison menjadi bintang dalam pertandingan tersebut dengan dua golnya, sementara Pedro Porro dan Brennan Johnson masing-masing menyumbang satu gol. Kekalahan ini semakin mempertegas reputasi Tottenham sebagai spesialis pemberi memori buruk bagi Pep Guardiola dan Manchester City.

Dampak Psikologis

Dampak psikologis dari kekalahan berulang yang dialami Pep Guardiola saat menghadapi Tottenham Hotspur sangat signifikan. Kekalahan demi kekalahan dari Tottenham tidak hanya mempengaruhi performa tim di lapangan, tetapi juga menimbulkan tekanan mental yang besar bagi Guardiola dan para pemainnya. Setiap kali menghadapi Tottenham, ada beban psikologis tambahan yang harus dihadapi, mengingat sejarah buruk yang telah tercipta.

Guardiola, yang dikenal sebagai salah satu manajer terbaik di dunia, harus berjuang melawan rasa frustrasi dan kekecewaan yang mendalam setiap kali timnya gagal mengatasi Tottenham. Hal ini tentu saja mempengaruhi strategi dan pendekatan mental yang diterapkan dalam persiapan pertandingan.

Selain itu, dampak psikologis ini juga dirasakan oleh para pemain Manchester City. Kekalahan berulang dari Tottenham dapat menurunkan kepercayaan diri dan semangat juang mereka. Setiap kali berhadapan dengan Tottenham, para pemain mungkin merasa tertekan dan cemas, mengingat catatan buruk yang telah mereka alami.

Kondisi mental yang tidak stabil ini bisa berdampak negatif pada performa mereka di lapangan. Ini membuat mereka lebih rentan melakukan kesalahan dan kehilangan fokus. Oleh karena itu, penting bagi Guardiola dan timnya untuk bekerja keras dalam memperbaiki kondisi mental mereka. Lalu agar dapat mengatasi tantangan psikologis yang ditimbulkan oleh Tottenham dan kembali meraih kemenangan.

Kesimpulan

Kesimpulannya, menghadapi striker-striker paling ditakuti di Premier League merupakan tantangan besar bagi bek Manchester United (MU). Dengan kemampuan individu yang luar biasa dan pengalaman yang mendalam, para penyerang ini bisa memanfaatkan setiap kesalahan sekecil apapun dari lini pertahanan. Bek MU harus bekerja sama secara kompak, melakukan markasi yang ketat. Dan tetap waspada terhadap pergerakan lawan yang cepat dan tidak terduga. Ketidakhadiran fokus dan koordinasi dapat berujung pada kebobolan gol yang merugikan tim.

Di samping itu, penting bagi bek MU untuk terus meningkatkan kemampuan dalam membaca permainan dan beradaptasi dengan gaya bermain berbeda dari setiap striker yang dihadapi. Penyerang seperti Erling Haaland, Harry Kane, dan Mohamed Salah menjadi simbol dari ancaman besar di setiap pertandingan. Oleh karena itu, pelatih dan staf tim perlu memberikan strategi yang tepat, serta melakukan analisis mendalam terhadap setiap lawan. Hanya dengan persiapan yang matang dan mental yang kuat, bek MU dapat meminimalisir risiko dan memberikan kontribusi maksimal bagi tim untuk meraih kesuksesan di pentas Premier League.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang liga inggris menarik lainya hanya dengan klik ligainggris.id.